PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKERIN
SMK RADEN UMAR SAID BIDANG GRAFIKA KUDUS
Jalan Sukun Raya, Besito, Gebog, Kudus 59354 Telepon 0291-430202
KUDUS
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Buku Pedoman Format Penulisan Laporan Prakerin 2010/2011 ini, untuk seterusnya disebut buku pedoman, disusun dengan tujuan untuk memudahkan siswa menulis Laporan. Ketentuan dalam buku pedoman ini, beserta semua format yang terkandung di dalamnya, harus diikuti dalam penulisan laporan. Buku pedoman ini, sebagai petunjuk, hanya mengatur cara dan format penulisan laporan dan hanya berlaku di SMK Raden Umar Said . Jika setelah penulisan laporan siswa ingin menerbitkan laporan atau sebagian laporannya dalam suatu majalah ilmiah, pedoman beserta ketentuan-ketentuan dari majalah ilmiah itulah yang harus diikuti. Buku pedoman ini berusaha mencangkup semua segi yang berkaitan dengan penulisan laporan meskipun dari semula sudah disadari masih terdapat kekurangan. Saran-saran perbaikan mohon disampaikan kepada SMK Raden Umar Said .
1.2 Kertas
Laporan dicetak pada kertas HIVS berukuran A4 (210 mm x 297 mm) dan berat 80 g/m2 (HIVS 80 GSM). Naskah laporan dicetak dengan batas 4 cm dari tepi kiri kertas, dan 3 cm dari tepi kanan, tepi atas dan tepi bawah kertas. Naskah asli laporan dalam bentuk final dicetak sebanyak tiga ekslempar untuk diserahkan ke Program Keahlian dan dapat diperbanyak dengan membuat fotokopi pada kertas HIVS 80 GSM berukuran sama untuk keperluan lain.
1.3 Pencetakan dan Penjilidan
Naskah laporan dibuat dengan bantuan computer menggunakan pencetak (printer) dengan tinta berwarna hitam (bukan dot matrix) dan dengan huruf jenis Times New Roman, dengan ukuran Font 12. Khusus untuk pencetakan gambar-gambar berwarna, pada naskah asli dapat dicetak berwarna.
(1) Naskah dicetak pada satu muka halaman (tidak bolak-balik).
(2) Baris-baris kalimat naskah laporan berjarak satu setengah spasi.
(3) Penyimpangan dari jarak satu setengah spasi tersebut (menjadi satu spasi) dilakukan pada notasi blok yang masuk ke dalam, catatan kaki, judul keterangan dan isi diagram, tabel, gambar, dan daftar pustaka.
(4) Baris pertama paragraph baru berjarak tiga spasi dari baris terakhir paragraph yang mendahuluinya.
(5) Huruf pertama paragraph baru dimulai dari batas tepi kiri naskah. Jangan memulai paragraf baru pada dasar halaman, kecuali apabila cukup tempat untuk sedikitnya dua baris. Baris terakhir sebuah paragraf jangan diletakan pada halaman baru berikutnya, tinggalkan baris terakhir tersebut pada dasar halaman.
(6) Huruf pertama sesudah tanda-baca koma (,), titik-koma (;), titik-ganda (:) dan titik (.) dicetak dengan menyisihkan suatu rongak (ruangan antara dua huruf) di belakang tanda-baca tersebut.
(7) Bab baru diawali dengan nomor halaman baru.
(8) Bentuk penjilidan adalah jilid buku.
(9) Halaman kosong (jika diperlukan) untuk pemisah bab baru berbentuk kertas kosong.
Cara pencetakan catatan kaki dijelaskan pada halaman 15, cara pencetakan kutipan pada halaman 26, judul bab pada halaman 25 dan judul tabel pada halaman 11.
1.4 Perbaikan Kesalahan
Naskah laporan yang final tidak boleh mengandung kesalahan, ataupun perbaikan kesalahan.
1.5 Kaidah Penulisan
Penulisan laporan harus mengikuti kaidah penulisan yang layak seperti
(1) Penggunaan bahasa dan istilah yang baku dengan singkat dan jelas
(2) Mengikuti kelaziman penulisan pada disiplin keilmuan yang diikuti
1.6 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia yang digunakan dalam naskah laporan harus bahasa Indonesia dengan tingkat keresmian yang tinggi dengan menaati kaidah tata bahasa resmi. Kalimat harus utuh dan lengkap. Pergunakanlah tanda-baca seperlunya dan secukupnya agar dapat dibedakan anak kalimat dari kalimat induknya, kalimat keterangan dari kalimat yang diterangkan, dan sebagainya. Kata ganti orang terutama kata ganti orang pertama (saya dan kami), tidak digunakan, kecuali dalam kalimat kutipan. Susunlah kalimat sedemikian rupa sehingga kalimat tersebut tidak perlu memakai kata ganti orang. Suatu kata dapat dipisahkan menurut ketentuan tata bahasa. Kata terakhir pada dasar halaman tidak boleh dipotong. Pemisahan kata asing harus mengikuti cara yang ditunjukkan dalam kamus bahasa asing tersebut. Gunakanlah buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan kamus-kamus bidang khusus yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,sebagai pedoman.
1.7 Bagian Persiapan Laporan
Bagian persiapan Laporan terdiri atas
(1) Sampul;
(2) Halaman sampul laporan;
(3) Halaman pengesahan;
(4) Halaman kata pengantar;
(5) Halaman daftar isi;
(6) Halaman daftar lampiran;
(7) Halaman daftar gambar dan ilustrasi;
(8) Halaman daftar tabel;
(9) Halaman daftar singkatan dan lambang.
1.8 Tubuh Utama Laporan
Tubuh utama laporan terdiri atas:
(1) Pendahuluan, yang merupakan bab pertama;
(2) Tinjauan pustaka;
(3) Bab-bab isi utama laporan.
1.9 Daftar Pustaka
Daftar pustaka akan diuraikan pada bab IV.
1.10 Lampiran
Lampiran dapat terdiri atas beberapa buah. Lampiran dapat memuat keterangan tambahan, penurunan rumus, contoh perhitungan, data mentah, kegiatan dan sebagainya, yang kalau dimasukan ke dalam tubuh laporan akan mengganggu kelancaran pengutaraan laporan. Setiap lampiran diberi nomor yang berupa angka 1,2,3, atau huruf kapital abjad Latin A, B, C, … dan seterusnya.
Lampiran didahului oleh satu halaman yang hanya memuat kata LAMPIRAN di tengah halaman. Halaman ini tidak diberi nomor. Lampiran dapat berupa tabel, gambar, dan sebagainya yang dianggap tidak merupakan bagian tubuh utama laporan.
1.11 Penomoran halaman
Halaman-halaman abstrak dan bagian persiapan laporan diberi nomor yang terpisah dari nomor halaman tubuh utama laporan. Halaman-halaman bagian persiapan diberi nomor dengan angka Romawi i, ii, II, III, …………….x, xi, ….. untuk membedakan dari nomor halaman tubuh utama laporan yang berupa angka arab. Halaman tubuh utama laporan diberi angka Arab 1, 2, 3, …. Nomor halaman dituliskan di tengah, 1,5 cm di bawah tepi atas kertas. Nomor halaman lampiran adalah kelanjutan dari nomor halaman tubuh utama laporan. Cara menuliskan nomor halaman sama dengan cara menuliskan nomor halaman tubuh utama laporan.
BAB II
BAGIAN PERSIAPAN LAPORAN
II.1 Sampul
Sampul laporan berwarna biru tua, seperti sampul buku pedoman ini. Pada sampul tersebut dicetak judul laporan, nama lengkap siswa, baris SMK RADEN UMAR SAID KUDUSdan tahun penyelesaian, Judul laporan, nama lengkap siswa dan baris SMK RADEN UMAR SAID KUDUSditulis dengan huruf capital dan dicetak dengan tinta emas. Pada punggung sampul dituliskan nama penulis, judul, dan tahun laporan.
Jenis dan ukuran huruf ditentukan sebagai berikut:
Judul laporan:
Jenis huruf (font) : Times New Roman Capital
Ukuran huruf : Ukuran (font) 14, cetak tebal (bold)
Kata “LAPORAN” : sama dengan judul
Kalimat di bawah laporan : jenis huruf sama, ukuran 12, cetak tebal
Kata “oleh” : ukuran 12, cetak tebal
Nama Siswa : ukuran 14, cetak tebal
NIM dan nomor NIM : ukuran 14, cetak tebal
Program Studi : ukuran 14, cetak tebal
Lambang SMK RADEN UMAR SAID BIDANG GRAFIKA KUDUS : ukuran tinggi 3,5 cm dan “kosong” (lihat
contoh pada lampiran)
SMK Raden Umar Said Kudus
dan tahun penyelesaian : ukuran 14, cetak tebal
II.2 Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan dicetak pada halaman baru. Halaman ini antara lain memuat judul laporan, nama siswa, NIM, program studi, nama dan tanda tangan pembimbing serta tanggal pengesahan laporan. Jika pembimbing lebih dari satu orang, nama pembimbing ditulis sejajar dimulai dengan pembimbing pertama di kiri dan diikuti dengan pembimbing kedua di sebelah kanan.
II.3 Halaman Kata Pengantar
Halaman kata pengantar dicetak pada halaman baru. Pada halaman ini siswa berkesempatan untuk menyatakan terima kasih secara tertulis kepada pembimbing dan perorangan lain yang telah member bimbingan, nasihat, saran dan kritik, kepada mereka yang telah membantu melakukan kegiatan, kepada perorangan atau badan yang telah memberi bantuan keuangan, dan sebagainya.
Cara menulis kata pengantar beraneka ragam, tetapi semuanya hendaknya menggunakan kalimat yang baku. Ucapan terima kasih agar dibuat tidak berlebihan dan dibatasi hanya yang “scientifically related”. Halaman kata pengantar seperti tercantum pada lampiran 6 buku pedoman ini hanyalah merupakan suatu contoh saja.
II.4 Halaman Daftar Isi
Halaman daftar isi dicetak pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR ISI yang ditulis dengan huruf capital dan tidak diakhiri dengan titik. Halaman ini memuat nomor bab, nomor anak bab, judul bab dan judul anak-bab dan nomor halaman tempat judul bab dan judul akan bab dimuat. Ketiganya masing-masing dituliskan pada tiga kolom yang berurutan.
Nomor bab ditulis dengan angka Romawi tanpa diakhiri dengan titik, sedangkan nomor anak bab ditulis dengan angka Romawi dan angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik, angka Romawi menunjukkan nomor bab, sedangkan angka Arab menunjukkan nomor urut anak-bab dalam bab. Nomor dan judul anak pada anak bab, jika ada, tidak perlu dimuat pada halaman daftar isi. Akan tetapi nomor anak pada anak-bab ditulis dengan satu angka Romawi dan dua angka Arab yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik, angka Romawi menunjukkan nomor bab, angka Arab pertama menunjukkan nomor urut anak-bab dalam bab, sedangkan angka Arab yang kedua menunjukkan nomor urut anak pada anak-anak tersebut.
Judul bab, judul anak-bab dan anak pada anak-bab ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama dari setiap kata yang ditulis dengan huruf kapital. Judul bab dan judul anak-bab tidak diakhiri dengan titik, sebab judul bukanlah sebuah kalimat.
Halaman daftar isi terdiri atas satu halaman atau lebih. Contoh halaman daftar isi, format susunan, dan cara penulisan halaman daftar isi dapat dilihat pada lampiran 7 buku pedoman ini.
II.5 Halaman Daftar Lampiran
Halaman daftar lampiran dicetak pada halaman baru. Halaman ini memuat nomor lampiran, anak-lampiran, judul lampiran, dan judul anak-lampiran serta nomor halaman tempat judu; lampiran dan judul anak-lampiran dimuat.
Urutan lampiran ditulis dengan huruf kapital abjad Latin A, B, ... dan seterusnya, serta urutan anak-lampiran dituliskan dengan angka Arab. Nomor anak-lampiran tersebut menunjukan nomor urut dalam lampiran.
Cara penulisan judul lampiran dan judul anak-lampiran sama seperti penulisan judul bab dan judul anak-bab pada halaman daftar isi. Contoh halaman daftar lampiran, format susunan, dan cara penulisan halaman lampiran dapat dilihat pada lampiran 8 buku pedoman ini.
II.6 Halaman Daftar Gambar dan Ilustrasi
Halaman daftar gambar dan ilustrasi dicetak pada halaman baru. Halaman ini memuat nomor gambar/ilustrasi, judul gambar/ilustrasi, dan nomor halaman tempat gambar/ilustrasi dimuat. Nomor gambar/ilustrasi ditulis dengan dua angka ang dipisahkan sebuah titik. Angka pertama ditulis dengan angka Romawi menunjukan nomor bab tempat gambar tersebut terdapat, sedangkan angka kedua yang ditulis dengan angka Arab menunjukan nomor urut gambar/ilustrasi dalam bab.
Judul atau nama gambar/ilustrasi ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama kata pertama yang ditulis dengan huruf kapital. Baris-baris judul gambar dipisahkan dengan satu spasi.
Nomor halaman ang dituliskan dengan angka Arab menunjukkan nomor halaman tempat gambar/ilustrasi dimuat. Contoh halaman daftar gambar dan ilustrasi, format susunan dan cara penulisan halaman daftar gambar dan ilustrasi dapat dilihat pada lampiran 9 pedoman ini.
II.7 Halaman Daftar Tabel
Halaman daftar tabel dicetak pada halaman baru. Halaman ini memuat nomor tabel, judul atau nama tabel, dan nomor halaman tempat tabel dimuat. Penulisan nomor tabel sama dengan penulisan nomor gambar/ilustrasi, penulisan judul atau nama tabel juga sama dengan penulisan judul gambar/ilustrasi. Nomor halaman yang ditulis dengan angka Arab menunjukkan nomor halaman tempat tabel dimuat. Contoh halaman daftar tabel, format susunan dan cara penulisan halaman daftar tabel dapat dilihat pada lampiran 10 buku pedoman ini.
II.8 Halaman Daftar Singkatan dan Lambang
Halaman daftar singkatan dan lambang ditulis pada halaman baru. Halaman ini memuat singkatan istilah, satuan dan lambang IVariabel/besaran (ditulis di kolom pertama), nama Variabel dan nama istilah lengkap yang ditulis di belakang lambang dan singkatannya (ditulis di kolom kedua), dan nomor halaman tempat singkatan lambang muncul untuk pertama kali (ditulis di kolom ketiga). Singkatan dan lambang pada kolom pertama diurut menurut abjad Latin, huruf kapital kemudian disusul oleh huruf kecilnya, kemudian disusul dengan lambang yang ditulis dengan huruf Yunani yang juga diurut sesuai dengan abjad Yunani.
Nama Variabel/besaran atau nama istilah yang disingkat pada kolom kedua ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama yang ditulis dengan huruf kapital. Contoh halaman daftar singkatan dan lambang, format susunan, dan cara penulisan dapat dilihat pada lampiran 11 buku pedoman ini.
BAB III
TUBUH UTAMA LAPORAN
III.1 Bagian Tubuh Utama
Dalam tubuh utama laporan dimuat laporan siswa. Isi seluruh tubuh utama sepenuhnya adalah tanggung jawab siswa dan pembimbing. Tubuh utama dibagi menjadi beberapa bab, diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan daftar pustaka. Jumlah bab tidak disandarkan melainkan menurut keperluan siswa yang wajar dalam mengemukakan laporannya.
III.2 Bagian Tubuh Utama
Bab pendahuluan sedikitnya memuat (boleh dirinci dalam bentuk sub bab) hal-hal berikut:
(1) Deskripsi topic kajian dan latar belakang
(2) Masalah yang dikaji (statement of the problem), tujuan, dan lingkup permasalahannya
(3) Cara pendekatan dan metode kegiatan yang digunakan
(4) Sistematika (outline) laporan Judul bab, yaitu Pendahuluan, yang ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama, dicetak sejajar dengan Bab I tanpa titik di belakang huruf terakhir dan diletakan secara simetrik (centered) pada halaman. Penomoran dan cara penulisan judul anak-bab dilakukan seperti yang sudah diuraikan pada II.6 dalam buku pedoman ini.
III.3 Bab Tinjauan Pustaka
Bab tinjauan pustaka berisi uraian tentang alur pikir dan perkembangan keilmuan topik kajian. Pada hakikatnya, hasil kegiatan seorang siswa bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan dengan hasil kegiatan sebelumnya. Pada bab tinjauan pustaka ini harus dielaborasikan hasil siswa terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang dikaji siswa sedemikian rupa sehingga memberikan gambaran perkembangan pengetahuan yang mendasari penulisan laporan. Dengan tinjauan pustaka ini siswa juga ingin menunjukkan bahwa ia menguasai ilmu pengetahuan yang mendasari atau terkait dengan permasalahan yang dikaji. Tinjauan pustaka hendaklah disusun sesuai dengan urutan perkembangan cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya. Tinjauan pustaka berisi pula ulasan tentang kesimpulan yang terdapat dalam setiap judul dalam daftar pustaka dan dalam hubungan ini siswa menunjukkan mengapa dan bagaimana dipilihnya topik kajian serta arah yang akan ditempuhnya dalam menyelesaikan pembahasan/penyelesaian topik kajian tersebut. Bila dipandang perlu untuk tinjauan pustaka dapat disisipkan pada bab-bab isi (sesuai dengan keperluan penulisan dan kelaziman pada masing-masing disiplin keilmuan) dan tidak harus ditulis dalam bab terpisah.
III.4 Bab-bab dalam Tubuh Utama Laporan
Jumlah bab disesuaikan dengan keperluan. Dalam bab-bab tersebut diuraikan secara rinci cara dan pelaksanaan kerja, hasil pengamatan percobaan atau pengumpulan data dan informasi tersebut serta pembahasan hasil (discussion).
III.5 Bab Kesimpulan
Bab ini memuat elaborasi dan rincian kesimpulan yang dituliskan pada abstrak. Saran untuk kajian lanjutan serta practical implication dari kerja siswa dapat dituliskan pada bab ini. Setiap bab dimulai pada halaman baru. Cara menuliskan dan meletakkan baba dan judul dilakukan seperti yang dijelaskan pada bab VI.6 dalam pedoman ini.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka bukanlah bab tersendiri. Oleh karena itu tidak diberi nomor bab. Dafdtar pustaka ditulis pada halam baru dan judul DAFTAR PUSTAKA dicetak 3 cm di bawah batas atas halaman, dengan huruf kapital tanpa titik di belakang huruf terakhir. Ada beberapa cara untuk menuliskan daftar pustaka, tetapi cara yang diusulkan untuk dijadikan format adalah cara yang akan diuraikan berikut ini. Daftar pustaka berisi semua pustaka yang digunakan siswa dalam menyiapkan dan menyelesaikan laporannya. Semua pustaka yang tercantum pada daftar pustaka harus benar-benar dirujuk dalam penulisan laporan. Daftar pustaka terdiri atas makalah dan buku yang diterbitkan dan lazimnya dapat ditemukan di perpustakaan. Pustaka yang mengambil halaman website internet merujuk pada aturan yang berlaku di departemen masing-masing laporan dan disertasi termasuk dalam daftar pustaka sebab, meskipun tidak diterbitkan, pada umumnya dapat ditemukan di perpustakaan. Sumber-sumber yang tidak diterbitkan tidak dimuat dalam daftar pustaka, tetapi dicantumkan pada catatan kaki (foot-note) pada halaman bersangkutan. Buku ajar (textbook) yang dimuat dalam daftar pustaka supaya diusahakan pustaka yang paling mutakhir.
Pustaka yang berupa makalah di majalah ditulis sebagai berikut :
(1) Nama penulis pertama, nama keluarga ditulis di depan dan diakhiri dengan sebuah koma, kemudian disusul dengan nama kecil atau “misalnya” yang diakhiri dengan sebuah titik diikuti oleh sebuah koma, kemudian diikuti oleh
(2) Nama penulis kedua dan seterusnya, ditulis seperti penulis pertama, disusul oleh tahun dalam tanda kurung, dan diakhiri dengan sebuah koma, disusul oleh
(3) Judul makalah, dituliskan dengan huruf kecil kecuali huruf pertama judul yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah koma, disusul oleh
(4) Nama majalah atau jurnal ditulis dengan huruf miring (italic) dengan huruf kecil kecuali huruf pertama dari setiap kata yang ditulis dengan huruf kapital dan disingkat sesuai dengan kebiasaan internasional dan diakhiri dengan sebuah koma, disusul oleh
(5) Nomor jilid atau IVolume dicetak tebal, diakhiri dengan sebuah koma, disusul oleh
(6) Halaman awal disusul oleh garis datar dan diikuti oleh halaman akhir makalah. Contoh pada lampiran 12 buku pedoman ini akan menjelaskan lebih lanjut keterangan di atas.
Cara penulisan pustaka yang berupa bab atau artikel yang dimuat dalam sebuah buku dapat dilihat pada lampiran 12 buku pedoman ini, yaitu dengan nomor urut 3 dan 5. Perbedaan yang jelas adalah ditulisnya judul buku dengan huruf miring dan dicantumkan nama penerbit dan kota penerbit buku.
Cara penulisan pustaka atau artikel yang dimuat dalam sebuah prosiding dengan adanya editor prosiding dapat dilihat pada lampiran 12 buku pedoman ini dengan nomor urut 4.
Daftar pustaka disusun berurutan secara abjad menurut nama keluarga penulis pertama.
Baris-baris dari setiap pustaka dicetak dengan jarak satu spasi, sedangkan baris pertama dari pustaka berikutnya dicetak satu setengah spasi di bawah garis terakhir pustaka yang mendahuluinya.
Di sini perlu dicatat tentang penulisan nama Indonesia, sebab tidak semua nama Indonesia mengandung nama keluarga. Nama Indonesia yang tidak mengandung nama keluarga ditulis seperti dikehendaki yang mempunyai nama tersebut, yaitu seperti ditulisnya sendiri pada waktu menulis makalah atau bukunya.
BAB V
CARA MEMBUAT GAMBAR DAN TABEL
V.1 Gambar
Pada buku pedoman ini istilah gambar mencakup gambar, ilustrasi, grafik, diagram, denah, peta, bagan, monogram, diagran alir, dan potret. Gambar harus dicetak pada kertas yang dipakai untuk naskah laporan. Gambar asli dibuat dengan printer atau plotter atau pencetak gambar sejenis yang berkualitas. Huruf, angka dan tanda baca lain ang dipakai pada gambar harus jelas.
V.2 Gambar yang Tidak Dapat Diterima
Gambar yang tidak dapat diterima sebagai bagian dari naskah laporan adalah:
(1) gambar yang dibuat pada kertas grafik;
(2) gambar yang dibuat pada kertas grafik kemudian kertas grafik tersebut ditempel pada kertas naskah;
(3) gambar yang dibuat pada kertas lain yang ditempel pada kertas naskah.
V.3 Cara Meletakkan Gambar
Garis batas empat persegi panjang gambar, diagram atau ilustrasi (garis batas tersebut dapat berupa garis semu) diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas tersebut tidak melampaui batas kertas yang boleh dicetak. Gambar diletakkan simetris (centered) terhadap batas kertas yang boleh dicetak. Sisi terpanjang dari garis batas ganbar dapat diletakkan sejajar lebar kertas atau sejajar panjang kertas. Untuk memudahkan pembacaan Lihat lampiran 13 buku pedoman ini.
Gambar dengan sisi terpanjang sejajr lebar kertas boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris kalimat teks. Dalam hal ini garis batas atas gambar harus terletak tiga spasi di bawah garis kalimat sebelumnya. Teks setelah gambar harus diletak tiga spasidi bawah baris terakhir gambar. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar. Judul gambar harus sama dengan judul gambar yang tercantum pada halaman daftar gambar dan ilustrasi. Lihat lampiran 13 dan 14.
Gambar yang memerlukan halaman yang lebih lebar dari halaman naskah dapat diterima.
Gambar yang memerlukan satu lipatan untuk mencapai ukuran halaman naskah dapat dimasukkan ke dalam teks batan tubuh laporan. Gambar yang lebih besar dari itu sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
V.4 Penomoran Gambar dan Pemberian Judul Gambar
Setiap gambar dalam naskah laporan diberi nomor. Nomor gambar terdiri atas dua angka yang dipisahkan oleh sebuah titik. Angka pertama yang ditulis dengan angka Romawi menunjukkan nomor bab tempat gambar tersebut dimuat, sedangkan angka kedua yang ditulis dengan angka Arab menunjukkan nomor urut gambar dalam bab. Judul atau nama gambar ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama kata pertama yang ditulis dengan huruf kapital. Baris-baris judul gambar dipisahkan oleh jarak satu spasi.
V.5 Potret
Potret hitam putih dan potret warna yang dicetak pada kertas mengkilat dapat diterima. Potret ditempatkan pada kertas naskah dengan lem yang tidak mudah terlepas. Potret dianggap gambar, karena itu diberi nomor dan judul seperti halnya gambar. Potret dapat pula dipindai(di scan).
V.6 Sumber Gambar
Gambar yang dikutip dari sumber lain dijelaskan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun atau nomor urut pustaka di daftar pustaka belakang atau di bawah judul.
V.7 Tabel
Tabel dibuat pada kertas naskah. Huruf dan angka table harus dicetak (tidak ditulis tangan). Kolom-kolom table disusun sedemikian rupa sehingga tabel mudah dibaca. Suatu angka dengan angka di bawah atau angka di atasnya berjarak satu spasi. Hal penting adalah agar table mudah dibaca. Seperti pada gambar, table juga mempunyai garis batas yang pada umumnya berupa garis semu. Tabel diletakan pada halaman naskah sedemikian rupa sehingga garis batas tidak melampaui batas kertas yang boleh dicetak dan table simetrik (centered) di dalamnya.
Kolom tabel dapat diletakkan sejajar dengan lebar kertas atau sejajar dengan panjang kertas. Dalam hal terakhir ini sebaiknya seluruh halaman diisi dengan tabel tanpa teks naskah. Lihat pada lampiran 15 pada buku pedoman ini.
Tabel boleh diletakan di tengah halaman di antara baris-baris kalimat teks tubuh utama laporan. Dalam hal ini garis batas bawah table harus terletak tiga spasi di atas kalimat teratas di bawah tabel.
Di atas garis batas atas tabel dituliskan nomor dan judul tabel. Jika judul tabel terdiri atas dua baris atau lebih, baris-baris tersebut dipisahkan dengan satu spasi. Cara menuliskan nomor dan judul tabel sudah dijelaskan dalam bab II anak-bab 9 di halaman 11 buku pedoman ini.
Baris pertama judul tabel harus terletak tiga spasi di bawah garis terakhir teks, sedangkan baris terakhir judul harus terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman naskah dapat diterima. Akan tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah saja yang dimasukkan dalam teks tubuh utama. Tabel yang lebih besar diletakan pada lampiran.
V.8 Tabel Data Sekunder
Pada data sekunder yang berbentuk tabel dan berasal dari satu sumber dicantumkan nama penulis dan tahun nomor urut pustaka dalam daftar pustaka di belakang atau di bawah judul tabel. Tabel yang memuat data yang dikutip dari beberapa sumber, tiap kumpulan data dari satu sumber diberi cetak atas (superskrip), dan superskrip tersebut dijelaskan pada catatan kaki di bawah tabel. Sumber tersebut dapat pula dituliskan pada satu kolom khusus pada tabel ; dalam hal ini tidak diperlukan superskrip.
BAB VI
PEDOMAN LAIN
VI.1 Lambang
Lambang Variabel digunakan untuk memudahkan penulisan Variabel tersebut dalam rumus dan dalam pernyataan aljabar lainnya. Semua huruf dalam abjad latin dan abjad Yunani, baik huruf kapital maupun huruf kecil, dapat digunakan sebagai lambang Variabel. Lambang dapat terdiri atas satu atau dua huruf. Lambang dapat diberi cetak bawah (superskrip) atau cetak atas (superskrip) atau keduanya.
Subskrip dapat berupa huruf atau angka atau keduanya, demikian juga superskrip. Beberapa lambang ditulis dengan cetak miring. Sebagai petunjuk umum, pilihlah lambang yang sudah lazim digunakan pada bidang anda.
Awal kalimat tidak dibenarkan dimuat dengan lambang Variabel. Jadi, susunlah kalimat sedemikian rupa sehingga tidak perlu diawali dengan sebuah lambang Variabel.
VI.2 Satuan dan Singkatan
Satuan yang digunakan dalam laporan adalah satuan S.I. singkatan satuan yang digunakan adalah seperti yang dianjurkan oleh S.I. singkatan satuan ditulis dengan huruf kecil tanpa titik di belakangnya atau dengan lambang. Singkatan satuan tidak dituliskan dengan huruf dicetak miring (italic). Singkatan satuan dapat terdiri atas satu, dua atau sebanyak-banyaknya empat huruf Latin.
Singkatan satuan dapat dibubuhi huruf awal atau lambang seperti ยต (mikro), m (mili), c (centi), d (desi), h (hekto), k (kilo), atau M (mega). Satuan sebagai kata benda ditulis lengkap. Demikian juga satuan yang terdapat pada awal kalimat ditulis lengkap. Satuan yang menunjukkan jumlah dan ditulis di belakang, ditulis dengan singkatannya.
VI.3 Angka
Yang dimaksud dengan angka pada anak-bab ini adalah angka Arab. Angka digunakan untuk menyatakan (1) Besar-tentu ukuran (misalnya, 174 cm), massa (81,0 kg), suhu (25°), persentase
(95,7%) dan lain-lain ;
(2) Nomor halaman ;
(3) Tanggal (17 Desember 1962);
(4) Waktu (pukul 10.45 pagi) ;
(5) Bilangan dalam perhitungan aljabar dan dalam rumus, termasuk bilangan pecahan ;
(6) Lain-lain.
Lampiran 1 Contoh Sampul Laporan
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
PERCETAKAN BUANA KUDUS
LAPORAN
Untuk mengikuti UN
Di SMK Raden Umar Said Bidang Grafika Kudus
Oleh
SARWANA DUADUNIA
Program Keahlian
Persiapan Grafika
SMK RADEN UMAR SAID BIDANG GRAFIKA KUDUS
2011
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DALAM RANGKA PENDIDIKAN SISTEM GANDA
DI
……………………………………………..
Disusun oleh
KELOMPOK :
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN RADEN UMAR SAID
BIDANG GRAFIKA KUDUS
2010/2011
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DALAM RANGKA
PENDIDIKAN SISTEM GANDA
DI
………………………………………………
Disusun oleh :
Ketua Sekretaris
Abcdefg Abcdefg
NIS. NIS.
Anggota :
1. …………………. ..NIS.
2. ………………..... .NIS
PENGESAHAN KEPALA SMK RADEN UMAR SAID
BIDANG GRAFIKA KUDUS
PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI
………………………………………
MENGESAHKAN
KEPALA SMK RADEN UMAR SAIDBIDANG GRAFIKA
KUDUS
ANIEF FARIZI, S.Pd.
PERSETUJUAN PEMBIMBING MATERI,
BAHASA/TEKNIK, KETUA BIDANG KEAHLIAN,
KETUA PROGRAM KEAHLIAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI
...........................................................
MENYETUJUI,
PEMBIMBING MATERI / PEMBIMBING
BAHASA TEKNIK
............................................ .....................................................
NIP. .................................... NIP. .............................................
KETUA PROGRAM KEAHLIAN
.............................................
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul ................................................................................................................... i
Halaman Penyusun............................................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................................ II
Halaman Persetujuan Industri ........................................................................................... III
Halaman Persetujuan Pembimbing, KBK dan KPK ......................................................... IV
Kata Pengantar .................................................................................................................. V
Daftar isi............................................................................................................................ Vi
Daftar lampiran ................................................................................................................. VI
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Praktek Kerja Industri ........................................................ 2
B. Tujuan Praktik Kerja Industri ....................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan Laporan ............................................................................ 4
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI ........................................... 5
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik ....................................................... 6
B. Kegiatan Yang dilaksanakan ......................................................................... 7
C. Masalah Yang Dihadapi Prakerin dan pemecahannya .................................. 8......................................................................................................................
BAB II. PENUTUP ......................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
B. Saran-saran .................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Praktik Kerja Industri
Uraian tentang perlunya melaksanakan prakerin antara lain : ketentuan kurikulum SMK,
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan berdasarkan pendekatan Pendidikan Sistem Ganda,
Vsi dan Misi SMK.
. Tujuan Praktik Kerja Industri
Praktik Kerja Industri ini sebagai salah satu bagian dari program Pendidikan Sistem Ganda,
dilaksanakan untuk mendapat pengalaman kerja nyata di industri. Program ini merupakan
perwujudan dari kebijakan “Link and Match” antara pendidikan di sekolah dan tuntutan
kebutuhan industri. Program pendidikan sistem ganda sangat dibutuhkan dalam penguasaan
kompetensi dan pembentukan sikap profesi siswa seperti tercermin dalam tujuan pendidikan
dan pelatihan di SMK yaitu :
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di sekolah terutama bertujuan untuk membekali
peserta diklat mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan dasar-dasar
keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaftif, dan
produktif.
Pendidikan dan pelatihan di dunia kerja terutama bertujuan untuk memberikan
pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta menguasai kompetensi keahlian
produktif standar, menginternalisasi sikap nilai dan budaya industri yang berorientasi
kepada standar mutu, nilai-nilai ekonomi dan jiwa kewirausahaan, serta membentuk
etos kerja yang kritis, produktif, dan kompetitif.
Tujuan Penulisan Laporan:
Dapat dipaparkan beberapa tujuan penulisan laporan:
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
A. Nama perusahaan/industri, waktu, dan tempat prakerin
a. Keterangan singkat perusahaan industri
b. Waktu pelaksanaan prakerin
c. Alamat perusahaan
B. Kegiatan Praktik Kerja Industri:
a. Penempatan kerja selama prakerin dan waktunya
b. Uraian tugas yang dilaksanakan
c. Alat dan bahan yang digunakan
d. Prosedur pelaksanaan
e. Sanitasi, hygiene, dan keselamatan kerja
C. Masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah :
a. Masalah yang dihadapi:
Hal-hal yang menghambat kegiatan/tugas prakerin baik yang bersifat internal
maupun eksternal.
b. Pemecahan masalah :
Cara mengatasi hambatan/masalah yang dihadapi, sehingga dapat teratasi.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapat dan kesimpulan penulis tentang pelaksanaan prakerin dan manfaatnya
bagi penulis.
B. Saran
Anjuran, usulan penulis untuk keberhasilan program prakerin, kemajuan institusi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baker, A.A., Sosro, K., Suditomo, B. (1998), Pembakaran hutan di Kalimantan, Majalah
Kehutanan, 5, 23-25.
2. Cotton, F.A. (1998), Kinetis of gasification of brown coal, J. Am. Chem. Soc. 54, 38-43.
3. Hill, R. (1997), The Mathematical Theory of Plasticity, Oxford Press, Oxford, 545-547.
4. Stark, H. (1998), The dynamics of surface adsorption, Proceedings of the International
Congress on Current Aspects of Quantum Chemistry, London, U.K., Carbo R., Editor,
Prentice Hall, 24-36.
5. Thomas, J. (1998), Pretreatment of lanthanide, dalam Transition Elements, Bab 2, Scott,
A.I, Editor, Oxford, 56-98.
6. Wijaya, R. (1996), Diagnosis Penyakit Tipus dengan Metode PCR. Disertasi Program
Doktor, SMK Raden Umar Said , 25-29.
Catatan
Daftar ini menunjukkan cara penulisan majalah (1 dan 2), buku (3), prosiding (4), buku yang
tiap babnya ditulis oleh penulis yang berlainan disertai editor(5), disertasi program doktor (6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar